Sejak kapan ada penyuntingan di muka bumi ini? Sejarah Penyuntingan Teks itu jawabannya tentu sejak ada penerbit Sejak manusia menemukan cara membuat buku dengan cepat dan banyak. Ya, sejak mesin cetak ditemukan oleh Guttenberg pada abad kelima belas. Tepatnya sekitar tahun 1440 Maschi di kota Mainz, Jerman Gutenberg menciptakan sebuah metode pengecoran potongan potongan huruf di atas campuran logam yang terbuat dari timah. Potongan potongan ini dapat ditekankan ke atas halaman berteks untuk percetakan.
Mesin cetak Guttenberg terwujud setelah melampaui proses yang cukup panjang. Awalnya ia berpikir untuk memanfaatkan sepotong balok kayu yang keras Balok ini dibentuk seukuran halaman buku. Selanjutnya, setiap kata yang tertulis di halaman sebuah buku dipahat di salah satu sisi balok tersebut sampai dihasilkan rangkaian Lata yang timbul. Bagian tersebut kemudian dicelupi tints. Balok tersebut harus ditekan ke lembaran kertas cetak untuk menghasilkan halaman yang dibutuhkan.
Semula Guttenberg berpikir bahwa cara ini akan lebih baik daripada sekadar menyalin naskah. Namun, ia justru mendapatkan cara seperti ini memakan waktu yang sangat lama karena lempengan kayu tersebut harus dikerjakan dengan hati-hati. Selain itu, satu balok hanya dapat mencetak satu halaman tertentu saja.
Meski demikian, Guttenberg mulai berpikir. Apabila balok kayu dapat digunakan untuk membentuk huruf cetak, seharusnya lempengan logam juga dapat digunakan untuk tujuan serupa. Menurutnya, pemanfaatan logam akan mempercepat proses reproduksi setelah satu karakter berhasil dibentuk. Metode pencetakan ini bertahan selama sekitar 500 tahun
Sebenarnya kegiatan penerbitan telah ada sejak kira-kira seribu tahun yang lalu. Pada masa tersebut, yang dimasukkan pada kriteria penerbitan adalah orang-orang yang tergolong majikan menyewa, mempekerjakan, bahkan memaksa budak-budak untuk menyalingandakan tulisan, yang sebelumnya sudah dibuat oleh orang lain. Hasil penggandaan ini kemudian dijual oleh majikan. Jadi, sejak sast itu naskah sudah menyerupal kegiatan jual-beli, walaupun belum dapat dikatakan sebagai kegiatan perjualbelian yang sesungguhnya. Setelah buku dapat digandakan melalui proses produksi massal dengan bantuan mesin cetak, orang membuat buku untuk tujuan diperjualbelikan.
Baca Juga : Tarif Jasa Interpreter
Jadi, pada mulanya penerbitan adalah pencetakan; sebuah kegiatan pembuatan atau memperbanyak naskah yang belum melakukan fungsinya untuk penyebarluasan. Baru pada abad kesembilan belas, penerbit berfungsi seperti sekarang. Penerbit menjadi bagian yang memegang peran penting bagi isi naskah yang dicetak.
Sedangkan di Indonesia sendiri penyuntingan mulai marak terjadi pada sekitar tahun 1917, penjelasannya dapat dibaca pada artikel Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia