Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia

Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia

Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia : Di Indonesia, penerbitan buku yang dimiliki orang pribumi sudah ada sejak satu abad yang lalu; ditandai dengan didirikannya Balai Pustaka yang resmi berdiri pada 22 September 1917 sebagai kelanjutan Commisle voor Inlandsche School en Volklechur yang dibentuk 14 September 1908. Sejak saat itu, poluhan buku dan majalah diterbitkan saat itu dalam bahasa Melayu dan berbagai bahasa daerah.

Sebenarnya penerbitan sudah ada jauh lebih lama dari pendirian Balai Pustaka. Namun, bukan dilakukan oleh orang pribumi. Pada masa penjajahan Belanda, penulisan, dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Anda bisa membacanya pada artikel sejarah penyuntingan teks. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda, Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang Belanda,

Penerbitan buku bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina. Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah. Usaha penerbitan buku bacaaan yang mumi dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera Barat dan Medan.

Awal Mula Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia

Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat. Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi. Pada tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga Jepang masuk ke Sejarah Buku, Majalah, dan Surat Kabar Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan baku pelajaran karena bidang ini dikuasai penerbit swasta Belanda.

Sekitar tahun 1950-an, penerbit swasta nasional mulai bermunculan. Sebagian besar berada di pulau Jawa dan selebihnya di Sumatera. Pada awalnya, mereka bermotif politis dan idealis. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah penyerahan kedaulatan pada 1950 masih diizinkan berusaha di Indonesia.

Pada 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia Kemudian, pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya dengan harga murah

Devinisi Penerbitan Buku

Definisi menerbitkan berarti memublikasikan kepada khalayak ramal, rangkaian kata dan gambar yang telah diciptakan oleh pekerja kreatif, kemudian disunting oleh para penyunting, untuk selanjutnya digandakan oleh para pencetak

Jika pengertian ini diterapkan pada buku, menerbitkan merupakan rangkaian kegiatan yang memiliki bangian-bagian yang saling berhubungan Tiap bagian tersebut jika secara tersendiri tidak dapat disebut sebagai kegiatan menerbitkan. Proses menerbitkan dapat dikatakan lengkap apabila sesuatu naskah sudah diolah menjadi bentuk buku dan kemudian didistribusikan ke pasar pembaca yang menjadi tujuannya Tidaklah dapat dikatakan, orang telah melakukan kegiatan menerbitkan, apabila yang dilakukan hanyalah penangangan editorialnya.

Tidak pula dapat dikatakan sebagai menerbitkan sesuatu, jika yang dilakukan hanyalah mencetak dan menjilid, atau menjual buku saja, atau hanya mendistribusikan saja Menerbitkan buku adalah proses terpadu dari semua kegiatan mulai dari pengolahan naskah di bagian editorial, mencetak, hingga menjualnya. Baik yang melakukannya itu perorangan ataupun beberapa orang secars bersamaan. Menerbitkan buku adalah seluruh prosedur intelektual dan niaga dalam pemilihan, penyaringan, dan penataan pembuatan buku, untuk kemudian dipromosikan kepada tujuan yang akhir.

Baca Juga : Jasa Interpreter

Dengan demikian dapat disimpulkan, kini penerbitan merupakan bagian khusus yang menangani naskah siap cetak yang di dalamnya terdapat alur editorial penyuntingan. Adapun percetakan menangani naskah untuk diperbanyak kemudian diserahkan ke bagian pemasaran untuk didistribusikan ke tangan pembaca.

Media Kami

Artikel Terbaru